Pemakaian Metode Ilmiah Untuk Menjawab Pertanyaan-Pertanyaan Ilmiah

Metode ilmiah

(bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Pertanyaan ilmiah

Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Menurut Depdikbud, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber-sumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya

Pertanyaan penelitian selalu diawali dengan munculnya masalah yang sering disebut sebagai fenomena atau gejala tertentu. Tetapi tidak semua masalah bisa diajukan sebagai masalah penelitian. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi agar bisa diangkat sebagai masalah penelitian.

Berdasarkan kajian referensi buku-buku metodologi peneltian, setidaknya terdapat tujuh syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
1)         Tersedia data atau informasi untuk menjawabnya,
2)         Data atau informasi tersebut diperoleh melalui metode ilmiah, seperti wawancara, observasi, kuesioner, dokumentasi, partisipasi, dan evaluasi/tes,
3)         Memenuhi persyaratan orisinalitas, diketahui melalui pemetaan penelitian terdahulu (state of the arts),
4)         Memberikan sumbangan teoretik yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
5)         Menyangkut isu kontroversial dan unik yang sedang hangat  terjadi,
6)         Masalah tersebut memerlukan jawaban serta pemecahan segera, tetapi jawabannya belum diketahui masyarakat luas, dan
7)         Masalah itu diajukan dalam  batas  minat  (bidang studi) dan kemampuan peneliti.


Konsep Penalaran Ilmiah dalam kaitannya dengan penulisan ilmiah.

Penalaran (Reasioning) adalah suatu proses berfikir manusia untuk menghubungkan fakta atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan. Penalaran merupakan proses berfikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis. Bahan pengambilan kesimpulan tersebut dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli. Secara umum, penalaran ada dua jenis penalaran atau pengambilan kesimulan, yakni penalaran induktif dan penalaran deduktif.

1.   Penalaran Induktif dan Coraknya
Penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu yang umum. Penalaran Induktif dapat dilakukan dengan tiga cara:
a.   Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau peristiwa itu. Generalisasi diturunka dari gejala-gejala khusus yang diperoleh melalui pengalaman, observasi, wawancara, atau studi dokumentasi. Sumbernya dapat berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat ahli, peristiwa-peristiwa politik, sosial ekonomi atau hukum. Dari berbagai gejala atau peristiwa khusus itu, orang membentuk opini, sikap, penilaian, keyakinan atau perasaan tertentu.
Beberapa contoh penalaran induktif dengan cara generalisasi adalah sebagai berikut:

a)  Berdasarkan pengalaman, seorang ibu dapat membedakan atau menyimpulkan arti tangisan bayinya, sebagai ungkapan rasa lapar atau haus, sakit atau tidak nyaman.
b)  Berdasarkan pengamatannya, seorang ilmuwan menemukan bahwa kambing, sapi, onta, kerbau, kucing, harimau, gajah, rusa, kera adalah binatang menyusui. Hewan-hewan itu menghasilkan turunannya melalui kelahiran. Dari temuannya itu, ia membuat generalisasi bahwa semua binatang menyusui mereproduksi turunannya melalui kelahiran.
b.   Analogi
Analogi adalah suatu proses yag bertolak dari peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah kesimpulan. Karena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan karakteristik di antara dua hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan ”Apa yang berlaku pada satu hal, akan pula berlaku untuk hal lainya”. Dengan demikian, dasar kesimpula yang digunakan merupakan ciri pokok atau esensial dari dua hal yang dianalogikan.
Beberapa contoh penalaran induktif dengan cara analogi adalah sebagai berikut:
a)  Dalam riset medis, para peneliti mengamati berbagai efek dari bermacam bahan melalui eksperimen binatang seperti tikus dan kera, yang dalam beberapa hal memiliki kesamaan karakter anatomis dengan manusia. Dari kajian itu, akan ditarik kesimpulan bahwa efek bahan-bahan uji coba yang ditemukan pada binatang juga akan terjadi pada manusia.
b)  Dr. Maria C. Diamond, seorang profesor anatomi dari University of California tertarik untuk meneliti pengaruh pil kontrasepsi terhadap pertumbuha cerebral cortex wanita, sebuah bagian otak yang mengatur kecerdasan. Dia menginjeksi sejumlah tikus betina dengan sebuah hormon yang isinya serupa dengan pil. Hasilnya tikus-tikus itu memperlihatkan pertumbuhan yang sangat rendah dibandingkan dengan tikus-tikus yang tidak diberi hormon itu. Berdasarkan studi itu, Dr. Diamond menyimpulkan bahwa pil kontrasepsi dapat menghambat perkembangan otak penggunanya. Dalam contoh penelitian tersebut, Dr. Diamond menganalogikan anatomi tikus dengan manusia. Jadi apa yang terjadi pada tikus, akan terjadi pula pada manusia.
c)  Hubungan Kausal (Sebab Akibat)
  Penalaran induktif dengan melalui hubungan kausal (sebab akibat) merupakan penalaran yang bertolak dari hukum kausalitas bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjadi dalam rangkaian sebab akibat. Tak ada suatu gejala atau kejadian pun yang muncul tanpa penyebab.

Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh pengamatan, peninjauan atau penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Atas dasar itu, sebuah karya tulis ilmiah harus memenuhi tiga syarat:
  1. Isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah
  2. Langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah
  3. Sosok tampilannya sesuai da telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuan.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa penalaran menjadi bagian penting dalam proses melahirkan sebuah karya ilmiah. Penalaran dimaksud adalah penalaran logis yang mengesampingkan unsur emosi, sentimen pribadi atau sentimen kelompok. Oleh karena itu, dalam menyusun karya ilmiah metode berpikir keilmuan yang menggabungkan cara berpikir/penalaran induktif dan deduktif, sama sekali tidak dapat ditinggalkan.

Metode berpikir keilmuan sendiri selalu ditandai dengan adanya:
  1. Argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan
  2. Dukungan fakta empirik
  3. Analisis kajia yang mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji. 

Teori Metode Ilmiah Dan Sikap Ilmiah

Metode ilmiah
Metode adalah proses berurutan atau cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan secara teratur atau berurutan. Sedangkan ilmiah adalah suatu keilmuan yang berfikir secara ilmiah berdasarkan bukti fisis. Maka Metode ilmiah atau proses ilmiah adalah proses atau cara berfikir secara ilmiah dan sistematik untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan dengan bukti fisis.

Tujuan Mempelajari Metode Ilmiah
Tujuan seseorang untuk mempelajari metode ilmiah adalah untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah yang rasional dan teruji, sehingga kebenarannya dapat teruji.
Berikut adalah tujuan dari mempelajari metode ilmiah :
1.         Mengetahui tata cara penulisan ilmiah
2.         Dapat menyusun fakta dengan data yang tersusun secara sistematis
3.         Bagi mahasiswa dapat mudah menyelesaikan skripsi.
4.         Mengetahui bahasa yang digunakan.
 
Sikap Ilmiah
Sikap adalah perilaku seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Maka sikap ilmiah adalah suatu sikap yang diperlihatkan oleh para ilmuan atau peneliti dalam melakukan sebuah kegiatan penelitiannya. Berikut adalah sikap ilmiah yang biasa dilakukan oleh para peneliti dalam nyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah :
1.         Sikap ingin tahu
2.         Sikap kritis
3.         Sikap objektif
4.         Sikap ingin mengemukakan
5.         Sikap tekun
6.         Sikap menjangkau masa depan
7.         Sikap berani mempertahankan kebenaran

Langkah-Langkah Pelaksanaan Penulisan Ilmiah

Penulisan ilmiah adalah sebuah laporan yang secara tertulis dengan memaparkan hasilpenelitian yang telah dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan memenuhi kaidah serta etika dan dapat di ujikan kebenarannya.
Berikut adalah langkah penyelesaian penulisan ilmiah.
Penulisan ilmiah berisikan 5 (lima) bab yang terdiri bab1 pendahuluan, bab2 berisikan telaah pustaka, bab3 metode penelitian, bab4 analisis data dan pembahasan, bab5 adalah Kesimpulan dan saran.
Berikut adalah Tahapan penyusunan penulisan ilmiah
A.        Tahap Pemikiran
1.   Menemukan masalah yang akan diteliti dalam penelitiannya yang berisi tentang Latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah.
2.   Menentukan tujuan
Dalam penulisan, tujuan merupakan pedoman dalam menyusun penulisan ilmiah dalam mencari bahan serta data yang diperlukan.
3.   Mengumpulkan bahan atau data
4.   Mengembangkan kerangka pemikiran yang  berupa kajian teoritis.
5.   Hipotesis perlu dikembangkan agar kita bisa memberikan jawaban sementara atas apa yang kita teliti.
6.   Metodologi mencakup berbagai tehnik yang digunakan saat meneliti atau mengambil data.

B.        Tahap Penyususnan
1.   Bagian Pembukaan
a.   Cover
b.   Halaman judul
c.   Lembar pengesahan
d.   Abstrak
e.   Kata pengantar
f.    Daftar isi
g.   Daftar tabel
h.   Daftar gambar

2.   BAB 1 Pendahuluan
a.   Latar Belakang Masalah
b.   Rumusan masalah
c.   Batasan Masalah
d.   Tujuan masalah
e.   Manfaat penelitian
f.    Metode penelitian
g.   Kerangka penelitian
h.   Sistematika penelitian

3.   BAB 2 Telaah Pustaka
a.   Berisi pembahasan materi
b.   Kerangka pemikiran

4.   BAB 3 Metode Penelitian
a.   Objek Penelitian
b.   Data variabel yang digunakan
c.   Metode pengumpulan data
d.   Populasi Sampel
e.   Metode analisis data
f.    Hipotesis

5.   BAB 4 Analisis Data dan pembahasan
a.   Data Hasil penelitian

6.   BAB 5 Kesimpulan dan saran
a.   Kesimpulan
b.   Saran
               
7.   Daftar pustaka






Teori Penalaran


Penalaran
Penalaran adalah cara bagaimana seseorang untuk berfikir logis dengan menggabungkan fakta-fakta atau data-data yang dapat di ambil sebuah keputusannya. Sederhananya penalaran adalah mengambil sebuah kesimpulan berdasarkan proporsisinya.

Macam Macam Penalaran
Penalaran biasanya di bagi menjadi dua macam yaitu penalaran deduktif, dan penalaran induktif.
1.   Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah penalaran yang berpusat pada suatu peristiwa umum, dengan kebenarannya yang sudah diketahui, dan berakir dengan kesimpulan baru yang bersifat khusus.
Faktor-faktor penalaran deduktif :
1.      Pembentukan Teori
2.      Hipotesis
3.      Definisi Operasional
4.      Instrumen
5.      Operasionalisasi
Proses deduktif pada contoh di atas bergerak dari prinsip umum menuju konklusi khusus. Penalaran deduktif umumnya terdiri dari tiga bagian : premis mayor, premis minor dan konklusi.

2.   Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah Penalaran yang berpusat pada suatu peristiwa khusus, dengan kebenarannya yang sudah diketahui, dan berakir dengan kesimpulan baru yang bersifat umum.

Proposisi Penalaran
Proposisi sering disebut juga sebagai kalimat. Proposisi atau pernyataan adalah apa yang dihasilkan dengan mengucap suatu kalimat. Proposisi terbagi menjadi tiga yaitu subjek, predikat dan kata penghubung. Proposisi memiliki dua macam yaitu proposisi empirik atau proposisi dasar, dan proposisi mutlak.

Inferensi dan Impikasi
Inferensi berasal dari kata inffere yang berarti menarik kesimpulan. Sedangkan Implikasi berasal dari bahasa latin implicare yang berarti melibatkan atau merangkum. Dalam logika, kata inferensi adalah kesimpulan yang diturunkan dari apa yang ada dalam fakta. Sedangkan implikasi adalah rangkuman suatu yang di anggap ada karna sudah di rangku dalam fakta.

Wujud Evidensi
Evidensi merupakan fakta yang ada. Semua informasi yang berhubungan akan membuktikan kebenarannya. Evidensi sering disebut juga bukti empiris.

Cara Menguji Data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
1.         Observasi
2.         Kesaksian
3.         Autoritas

Cara Menguji Fakta
Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, dan harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil. Data harus bersifat kosistensi dan koherensi

Cara Menguji Autoritas

Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
1.         Tidak mengandung prasangka.
2.         Pengalaman dan pendidikan autoritas
3.         Kemashuran dan prestise
4.         Koherensi dengan kemajuan.

Recent Update

Language Translation

About Me

My photo
Assalamualaikum.. saya Aria mahasiswa dari Universitas Gunadarma Kalimalang
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS