Rencana pemerintah memberikan Bantuan Langsung Sementara
Masyarakat (BLSM) sebagai kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)
dinilai bukan sebagai solusi terbaik. Selain itu, keputusan menaikan harga BBM
akan berimbas luas. BLSM yang akan diberikan kepada masyarakat tentu memiliki
dampak baik dan ada pula dampak yang buruk. Namun dengan diadakannya BLSM maka
banyak masyarakat yang akan menjadi malas bekerja karena adanya BLSM tersebut.
BLSM yang diberikan kepada masyarakat seakan – akan seperti membiusi masyarakat
untuk diam dan setuju untuk kenaikan BBM. Padahal dengan naiknya BBM yang cukup
tinggi itu tidak akan membantu mereka yang akan menerima BLSM. Sedangkan jumlah penerima bantuan tersebut tidak mengalami
perubahan yaitu sebanyak 15,5 juta rumah tangga sasaran dengan nominal per
bulan sebesar Rp150.000.
Hanya dengan uang sebesar itu tentu
sangat tidak membantu masyarakat. Apalagi bantuan tersebut hanya selama 4 bulan
berlangsung. Tentu adanya BLSM adalah bukan keputusan yang baik karna tidak
adanya pemikiran dalam jangka panjang apa yang akan terjadi setelah kenaikan
BBM. Apabila BBM dinaikan maka semua bahan kebutuhan masyarakat akan ikut
naik, bahkan hanya baru rencana saja
bahan pokok sudah pada naik.
Seharusnya pemerintah harus lebih
tegas dengan gagasan yang ada. Kenapa subsidi BBM yang banyak memakai hanya
masyarakat kalangan menengah keatas? Ya, karna tidak adanya ketegasan dari
pemerintahan sendiri. Mereka yang telah mempunyai mobil pribadi sudah dikatakan
mampu untuk segalanya. Jangan hanya iklan – iklan di TV untuk merujuk
masyarakat menggunakan BBM non subsidi. Cara tersebut tidak akan berhasil.
Sedangkan lapangan kerja di
indonesia sudah sangat sedikit. Banyaknya pengangguran akan menambah angka
kriminalitas, kemiskinan semakin bertambah. Karena masalah BBM itu
masalah krusial, di sisi lain membebani negara, di sisi lain jika itu dinaikan
akan membebani rakyat.
0 comments:
Post a Comment