Home » » Mahasiswa STIP Marunda Tewas Diduga Disiksa Senior

Mahasiswa STIP Marunda Tewas Diduga Disiksa Senior

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Dimas Dikita Handoko, 19 tahun, tewas kemarin, Jumat, 25 April 2014, di Rumah Sakit Pelabuhan, Jakarta Utara. Terdapat luka lebam pada sekujur tubuhnya. Keluarga korban yang berasal dari Medan, Sumatera Utara, menduga ia disiksa oleh senior-seniornya.
"Tiap pulang dari kampus, perut dan tangannya sering memar. Lalu saya tanyakan kenapa, dia beralasan akibat dipukul seniornya," kata Raidah, 26 tahun, kerabat korban di Jakarta, Sabtu, 26 April 2014.
Raidah mengaku belum tahu di mana dan siapa yang membunuh Dimas. Hal yang ia ingat hanyalah Dimas meminta izin bermain ke rumah kos seniornya yang alamat lengkapnya tak diberikan Dimas.
Raidah menambahkan, Dimas memang sudah kerap disiksa, dan hal itu berlangsung terus selama tiga semester Dimas menimba ilmu di STIP Marunda. Dimas sendiri, kata Raidah, tak bisa berbuat apa-apa karena pelonco oleh senior dianggap lumrah di sekolahnya. "Saya bilang ke dia, sebaiknya lapor ke orang tua kandung di Medan. Tapi dia takut soalnya di kampus memang sering diperlakukan begini," ujar Raidah.
Secara terpisah, pihak Kepolisian Resor Jakarta Utara mengaku masih melakukan penyelidikan terhadap hal ini. Namun polisi mengaku sudah menemukan delapan orang yang diduga menyiksa Dimas. "Nanti pukul 16.30 akan kami ungkapkan hasil pemeriksaan," ujar Kapolres Jakarta Utara Komisaris Besar Muhammad Iqbal saat dihubungi Tempo

Dari artikel diatas bisa di lihat bahwa senior-senior telah melakukan kekerasan kepada juniornya. Kejadian ini bukan kali pertama di Indonesia. Seperti IPDN yang begitu sangat terkenal dengan masa ospek. Senior-senior mereka menyiksa juniornya. Kejadian seperti ini bahkan sudah menjadi tradisi dimasa ospek.
Seharusnya bagi pihak-pihak seperti ketua penyelenggara harus mengetahui kegiatan serta mengawasi kegiatannya. Kalo sudah sepeti ini maka pihak Sekolah Tinggi tidak mau bertanggung jawab atas kelakuan seniornya.
Sama seperti kejadian STIP Marunda. Pihak Sekolah Tinggi tidak mengetahui kejadian dikarenakan pengawasan yang tidak ketat. Namun sebagai senior tidak sepatunya melakukan kekerasan kepada juniornya. Namun dari kejadian seperti itu saya memiliki beberapa solusi yang mungkin bisa dijadikan sebuah tindakan agar pengawasan lebih ketat dan teratur.

1.    Gunakan kamera pengawasan di setiap sudut-sudut yang selalu diawasi oleh penjaga.
2.    Disusun sebuah anggota keamanan dari himpunan mahasiswa.
3.    Melarang kegiatan keorganisasian yang tidak disetujui oleh pihak Sekolah.
4.    Membiasakan kedisiplinan dalam setiap diri mahasiswa.
5.    Lakukan kegiatan kerohanian agar meningkatkan keimanan para mahasiswa.
6.    Memberi sanksi tegas kepada mahasiswa yang melanggar peraturan.

Sebagai senior seharusnya bisa memberikan contoh yang terpuji kepada juniornya. Bukan malah menjadi preman yang so jagoan. Kalo sudah seperti ini senior yang telah menjadi pelaku akan menetap di Hotel Rodeo. Sebaiknya berfikir sebelum bertindak!!!

0 comments:

Recent Update

Language Translation

About Me

My photo
Assalamualaikum.. saya Aria mahasiswa dari Universitas Gunadarma Kalimalang
Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS